PEMBEKALAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Hari Rabu, 10 Januari 2024
Kegiatan pembekalan PBL FKM UNIMUS merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyampaian materi sebagai bekal mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat untuk melakukan Praktik Belajar Lapangan (PBL) dengan Tema:“Mengintegrasikan Kebijakan Perbaikan Gizi dan Penanggulangan Stunting Melalui Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)”
Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 yang diawali dengan penyampaian materi dengan tema “Kebijakan Pembangunan Kesehatan dalam percepatan perbaikan gizi menangani Stunting yang disampaikan oleh Ibu Wulandari Meikawati, SKM., M.Si
Materi yang disampaikan yaitu:
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar
Dampak stunting
- Rentan sakit
- Kemampuan secara kognitifnya rendah
- Beresiko terkena penyakit berhubungan dengan pola makan saat tua
- Fungsi tubuh tidak seimbang
- Mengakibatkan kerugian ekonomi
- Postur tubuh tidak maksimal saat dewasa
Program intervensi untuk menanggulangi stunting terdiri dari 2 jenis yaitu: intervensi spesifik dan intervensi sensitif
- spesifik: Penyebab secara langsung
- sensitif: Penyebab secara tidak langsung
Pada Sesi kedua Pukul 09.00 disampaikan materi tentang konsep dasar STBM yang disampaikan oleh Bapak Mifbakhuddin, M.Kes
Materi yang disampaikan meliputi: Santai Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan perubahan perilaku pada higiene dan sanitasi
STBM meliputi 5 pilar yaitu: Stop buang air besar sembarangan, Cuci tangan pakai sabun, Mengolah air minum dan makanan, Pengelolaan sampah, Pengelolaan limbah cair,
Harapan pada akses universal untuk masyarakat Indonesia meliputi:
- 100% masyarakat akses sanitasi sehat
- 100% masyarakat akses air minum yang layak
- 0%% pemukiman kumuh
Standar akses universal meliputi
- Kebutuhan air minum: Kebutuhan minum, makan, masak, dll minimal 60liter/orang/hari, Setidaknya 1x pengolahan untuk layak konsumsi, Air dapat dijangkau dalam waktu maksimal 30 menit, Harga air terjangkau
- Kebutuhan sanitasi: Fasilitas BAB sendiri dengan kloset leher angsa, Memiliki septiktank/SPAL, Pengelolaan sampah dengan 3R dan diangkut ke TPS/TPA
Pada Sesi Ke Tiga pukul 10.00 dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai Pemberdayaan Masyarakat dalam STBM-Stuntin yang disampaikan oleh Kepala Puskesmas Toroh 1
Materi yang disampaikan meliputi:
- Mengapa sanitasi penting? Karna 40,29% penduduk blm mendapatkan akses sanitasi, Kerugian akibat sanitasi buruk mencapai 56,7 triliun , Intervensi pada lingkungan dapat menurunkan angka penyakit diare sebesar 94%
- Dampak sanitasi yang buruk: Menjadi penyebab kematian akibat diare sebesar 88% dengan jumlah kematian mencapai 100.000 jiwa, Gangguan saluran pencernaan, Mengakibatkan stunting dan malnutrisi, Kerugian ekonomi sebesar 56,7 triliun/tahun
Pada Sesi Ke empat pukul 13.00 penyampaian materi dari Kepaala Puskesmas Kedungmundu mengenai Paparan STBM Stunting
Materi meliputi:
- Indikator rumah sehat terdiri dri: Akses air minum yang layak, Jamban sehat, Lantai kedap air, Ventilasi >10% dri luas rumah, Pencahayaan yang cukup
- Stunting dapat dicegah melalui: Pemenuhan gizi cukup untuk ibu hamil, Pemberian ASI eksklusif , Memantau pertumbuhan balita ke posyandu , Meningkatkan akses air bersih dan kebersihan lingkungan (Tim Humas, Mahasiswa Promkes)